Senin, 09 April 2012

GANGGUAN KONSENTRASI BELAJAR PADA ANAK



I.              PENDAHULUAN


    Sekarang ini memang sedang ada kecenderungan anak "masuk" sekolah
sedini mungkin, terutama dikota-kota besar. Bahkan sebelum berusia 2 tahun
pun sudah bisa diterima di suatu sekolah. Hal ini terjadi karena banyak ibu yang
bekerja diluar rumah, sehingga anak tidak mendapat pengasuhan atau stimulasi
yang optimal.
. Umumnya usia yang baik untuk anak memulai sekolah TK pada usia 4-5
tahun. Sambil menanti usia ini ada baiknya anggota keluarga lainnya
bisa mengoptimalkan perkembangan anak dirumah.
       Menjamurnya lembaga-lembaga pendidikan untuk anak-anak usia dini
memunculkan berbagai akibat, baik positif maupun negatif. Menilik pada
pernyataan di atas, memang kurang tepat apabila anak-anak usia dini `dipaksa'
untuk mengikuti proses pendidikan di luar lingkungan keluarganya. Apalagi
dengan banyaknya kekurang pahaman lembaga-lembaga penyelenggara
pendidikan anak usia dini terhadap psikologi perkembangan anak yang
berpengaruh terhadap metode pembelajaran yang diterapkan.
       Kurangnya pemahaman terhadap metode pembelajaran mungkin
disebabkan kebingungan para tenaga pendidik. Dalam mengajar mereka hanya
berorientasi pada faktor pemikiran. Padahal dalam mendidik anak usia dini,
faktor emosi juga menjadi hal yang tak kalah penting.
       Keberhasilan pembelajaran sangat dipengaruhi oleh faktor itu. Dalam
suasana emosi yang gembira, mereka menjadi mudah menangkap maksud yang
disampaikan. Oleh karena itu pembelajaran yang diterapkan menggunakan
metode belajar sambil bermain.
       Dalam PAUD, anak-anak tidak diwajibkan bisa membaca, menulis, dan
berhitung (calistung). Tapi seringkali dalam seleksi masuk SD, siswa diharuskan
menguasai calistung. Kemampuan anak dalam calistung menjadi kewajiban para
guru SD.
       Menurut staf pengajar Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI) Dr
Soemiarti Patmonodewo, tidak menjadi masalah jika calistung diajarkan di
lembaga PAUD. Asalkan, penyampaiannya dilakukan dengan cara yang tepat.
"Kesalahan dalam penyampaian justru akan membuat anak stres,'' ujarnya.
Pemberian perintah secara langsung, kata dia, sebaiknya dihindari. Sebab bisa
membuat anak tertekan. "Kondisi itu membuat tujuan dari pembelajaran akan
susah tercapai.''
       Dapat disimpulkan bahwa pendidikan anak usia dini ialah proses
pendidikan yang diselenggarakan bagi anak-anak balita guna membentuk
mental, akhlak, dan kepribadian, serta perilaku. Alangkah baiknya PAUD dapat
diselenggarakan di lingkungan rumah bersama keluarga, sehingga memperhatikan perkembangan peserta didik secara komprehensif, walau sangat penting juga bagi anak untuk bersosial dengan teman sebayanya.
        Dalam Pendidikan Anak Usia Dini sering di temui juga anak yang mengalami gangguan dalam menerima pelajaran,anak-anak ini dapat di golongkan dalam anak berkebutuhan khusus untuk itu perlunya perhatian dan kerjasama antara orang tua dan guru dalam menanggapi masalah yang di hadapi anak.

II.            RUMUSAN MASALAH

Banyak hal yang dapat mengakibatkan gangguan belajar pada anak dalam pendidikan anak usia dini. Pada makalah ini penulis akan mengangkat masalah " gangguan konsentrasi belajar”
         Beberapa pertanyaan masalah yang akan penulis bahas yaitu:

1.    Teori yang berkaitan dengan gangguan belajar
2.    Apa yang dimaksud dengan gangguan konsentrasi belajar?
3.    Ciri-ciri Gangguan Konsenterasi Belajar
4.    Gejala Kurang Konsentrasi Belajar
5.    Factor Yang Mempengaruhi Kurangnya Konsentrasi
6.    Cara Mengatasi Kurangnya Konsenterasi Belajar pada anak
7.    Penanggulangan kesulitan belajar melalui terapi medis
8.    Contoh kasus  

III. GANGGUAN KONSENTRASI 

A.   Teori yang berkaitan dengan gangguan belajar
         

         Teori tentang kesulitan belajar merupakan sekumpulan bangunan pengertian atau konsep,defenisi,dan dalil,yang saling terkait,yang memungkinkan terbentuknya suatu gambaran yang sistematik tentang fenomena kesulitan belajar dengan menjelaskan hubungan antar berbagai variabel,dengan tujuan menjelaskan,meramalkan,dan mengendalikan fenomena tersebut.
          Berikut iniada beberapa teori yang berkaitan dengan kesulitan belajar menurut Moris L. Bigge (1982:8-9)
·      Teori belajar sebelum abad ke 20
-       Teori disiplin mental: menurut kelompok teori disiplin mental,proses belajar terjadi jika mantal anak di dipsin atau di latih.metode latihan dan resitasi merupakan perwujudan dari teori tersebut. Tokoh-tokoh teori disiplin mental teistik ialah St. Agustine,J.Calvin,C.Wolff,dan J.Edwar; seedangkan tokoh- tokoh teori disiplin mentalhumanistik ialah Plato dan Aristoteles. Adapun tokoh-tokoh kontemporer dari teori disiplin mental ialah M.J. Adler,Harry.S.Broudy, dan R.M,Hutchins.
-       Teori aktualisasi diri: memandang manusia sebagai makhluk yang pada dasar nya baik dan mampu untuk mengarahkan diri. Menurut teori ini manusia menjadi buruk karena pengaruh lingkungan sosial.oleh karena itu Guru hendak memberikan kebebasan kepada anak dalam belajar. Bantuan kepada anak hendak nya di berikan bila anak mengalami kesulitan. Menurut teori ini kegiatan belajar hendak tidak memaksa anak tetapi merupakian pengalaman yang menyenangkan. Tokoh-tokoh dari teori ini ialah J.J. Rouseu,F.froebel,dan Progressivits.adapun tokoh-tokoh kontemporer ialah P.Goodman,J.Holt,dan Abraham H.Maslow.
-       Teori apresiasi sering di sebut juga Herbartianisme karena tokoh dari teori ini adalah J.F.herbart Apresiasi adalah proses menghubungkan pengetahuan yang baru dengan pengetahuan yang telah ada dalam diri anak . ada empat macam hukum asosiasi  .yaitu (1) hukum kedekatan(contiguiti) (2) hukum urutan (succession )(3)hukum kemiripan(similarity) (4)hukum pertentangan (contrast).  berdasarkan hukum kedekatan,anak akan mudah mengingat kembali dua peristiwa yang di sajikan serentak jika salah satu dari peristiwa tersebut di perlihatkan. Hukum urutan menjelaskan bahwa penyajian  materi pelajaran yang  berurutan akan memudahproses belajar.

  • Teori belajar abad ke 20
-       Teori S-R.bond atau koneksionisme berpandangan bahwa proses belajar pada manusia pada hakikat nya mengikuti prinsip yang sama yang terjadi pada hewan . proses belajar tersebut merupakan suatu bentuk perubahan perilaku yang dapat di amati yang  terjadi terjadi melalui hubungan rangsang-jawaban menurut prinsip-prinsip yang mekanistik. Tokoh teori koneksionisme ialah E.L.Torndike
-       Menurut kelompok  teori kognitif,belajar adalah proses pencapaian atau perubahan pemahaman (insight),pandangan,harapan,atau pola pikir. Tokoh-tokoh teori kognitif menurut Bigge ialah M.Wartheimer,K.Koffka,B.H.Bode,R.H.Wheeler,K.Lewin,E.C.Tolman,J.Dewei,G.W.allport,A.Asmes,Jr, danR.May;sedangkan tokoh-tokoh kontemporer nya ialah W.Kohler,E.E.Bayles,E.L.Deci,M.L.Bigge,J.S.Bruner,D.Snygg,M.Deutsch,dan S.Koch. tidak jelas kenapa Bigge tidak masukan J.piaget sebagai tokoh teori kognitif
-       Teori pemrosesan informasi yang merupakan bagian dari kelompok kognitif. Thomas.H.Leahei dan RichardJ.Haris (1985;103) mengemukakan bahwa informasi dapat di proses, di simpan dan di munculkan kembali untuk di gunakan bila di perlukan.

Tidak ada komentar: