Masalah yang sering di hadapai
anak adalah mengekspresikan emosi nya dengan cara yang dapat lebih di terima
oleh orang lain.
emosi adalah luapan perasaan yang
memiliki peran khusus dalam perkembangan anak menuju jati diri nya sebagai
manusia dewasa yang bhagia dan berhasil. Berkembang nya emosi anak ke arah yang
positif sangat tergantung pada cara orang tua menyikapi perasaan anak.
Anak-anak dengan kendali emosi yang baik mudah mengatasi berbagai persoalan
hidup dan meraih keberhasilan di bandingkan dengan mereka yang tidak dapa
mengelola emosi nya. Pendidikan emosi sejak dini akan membantu anak mengenal
diri nya sendiri dan perasaan nya, mampu mengungkapkan perasaan kepada orang
lain,serta dapat mempelajari orang lain bereaksi terhadap perasaan tersebut.
Emosi negatif yang sering di
hadapi anak adalah rasa takut dan cemas. Hal ini normal oleh karena itu jangan
salahkan anak ketika menyatakan ketakutan nya. Disini peran orang tua untuk
motifasi anak agar berani menghadapi dan menguasai ketakutan. Banyak orang tua
dan lingkungan juga sering menunjukan sikap yang salah dalam menanggapi
ketakutan anak seperti :
·
Menjadi bahan tertawaan, ejekan,mendapat julukan/label. ”si penakut”
·
Mendapat cercaan “anak mama,papa nggak boleh cengeng”
·
Dipaksa “ke dokter
gigi”
·
Terlalu di lindungi “
sudalah dia takut”
·
Di remehkan “jangan
bodoh”
·
Di abaikan “tidak
ada yang perlu di takuti”
Sikap ini tidak dapat menenangkan dan
memberi solusi yang baik. Perasaan tak di mengerti dan di abaikan akan membuat
anak menutup diri pada orang tua. Hal ini justru akan membuat orang tua tak
dapat membri bantuan saat anak membutuhkan nya., karena anak tidak mau
bercerita. Kondisi yang demikian akan lebih fatal akibat nya.
Asal muasal ketakutan
1. Pengalaman langsung “seotang anak yang pernah di sengat lebah akan
mengembangkan ketakutan nya terhadap lebah
2. Cerita yang di dengar
3. Menjadi saksi / kejadian
4. Transfer ketakutan dari orang dekat
5. Pengasuh dan pola asuh keluarga
Cara mengatasi ketakutan
pada anak:
1. Menumbuhkan keyakinan pada anak akan adanya Tuhan
2. Bantu anak memisahkan kenyataan dengan imajinasi. Ketakutan pada anak ada yang bersifat imajinatif dan ada juga
ketakutan yang bersifat traumatik atau akibat pengalaman buruk di masa lalu.
Ketakutan imajinatif lebih muda di hadapi caranya adalah mengembangkan
percakapan positif pada anak
3. Bantulah anak menghadapi masalah nyata dalam skala yang aman. Cobalah
tunjukan pada anak bahwa kebanyakan hal yang ia takutkan sebenarnya tidak
menyeramkan dan berbahaya
4. Tekan kan pada anak bahwa mengekspresikan perasaan adalah bukan hal yang
salah. Tekankan pada anak bahwa ia boleh menceritakan setiap perasaan tanpa
merasa takut.
5. Doronglah anak untuk menuliskan atau menggambarkan perasaan nya.
6. Siapkan benda yang dapat membantu anak mengurangi ketakutanya. Bila anak
takut di tinggalkan atau jauh dari orang tua bisa meminta anak menyimpan atau
membawa apa saja yang dapat membantu mengingatkan mereka pada orang tua
contohnya; foto.
7. Bantu anak melawan ketakuatan dengan memberinya pengetahuan. Berikan
informasi dan alasan tentang hal-hal yang tidak perlu di takutkan anak,tetaplah
berhati-hati dalam memberikan informasi dan mengutamakan keselamatan anak
8. Meminta anak menarik nafas dalam-dalam saat takut atau gugup
9. Bantu anak berpikir positif dan berilah pujian
10. Jadilah contoh. Orang tua perlu menjadi pelatih yang baik bagi anak untuk
menghadapi rasa takut nya. Bukan sekedar mengatakan kepadanya apa yang harus ia
lakukan.
11. Perhatikan apa yang di lihat dan di baca oleh anak.
12. Untuk kasus yang lebih berat bila perlu meminta bantuan para ahli
Daftar pustaka:
Kak Seto. Membantu Anak balita
mengelolah ketakutan. ERLANGGA For Kids. Hal 10-31
DI Salin
TERTIUS & RENA LESTARI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar