Kamis, 05 Juli 2012

PENGEMBANGAN MOTORIK MELALUI METODE SOSIODRAMA



BAB I PENDAHULUAN
A.   Latar belakang
Dalam Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal 1 ayat 14 disebutkan bahwa:   “Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 butir 14).
Anak usia dini adalah sekelompok anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat unik. Artinya memiliki pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan kognitif (daya pikir, daya cipta), sosio emosional, bahasa dan komunikasi yang sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan yang sedang dilalui anak tersebut.
Pada tahap usia ini perkembangan fisik anak berkembang sangat pesat. Pada masa ini adalah saat yang ideal untuk mempelajari atau mengembangkan keterampilan motorik.
Dalam pembelajaran di kelas dalam mengembangkan perkembangan motorik anak perlu menggunakan metode yang menyenangkan bagi anak
     Maka disini seorang guru harus lebih kreatif atau pintar dalam memilih metode apa yang paling tepat digunakan untuk memberikan semangat atau motivasi dalam belajar, sehingga menjadikan suasana belajar yang menyenangkan.
     Metode tersebut adalah metode sosiodrama. Karena Metode sosiodrama sangat disenangi oleh anak-anak, sehingga dapat mempengaruhi jiwa anak, dapat mampu menarik anak untuk lebih senang dalam belajar. Melalui metode sosiodrama anak juga bisa tau proses,atau praktek langsung.
metode role playing yang dipergunakan secara baik dan tepat oleh guru dalam proses belajar mengajar rupanya mempunyai peranan dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa
A.   Tujuan
    Tujuan penggunaan metode belajar dalam mengembangkan perkembangan motorik anak adalah agar dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi anak.
B.   Manfaat
Penggunaan metode pembelajaran dalam pengembangan motorik diharapkan berguna bagi guru, anak masyarakat maupun sekolah, antara lain :

 Bagi guru, agar mampu memilih metode pembelajaran dengan memberikan kegiatan yang menyenangkan bagi anak sebagai upaya menstimulasi potensi anak, agar dapat meningkatkan perkembangan motorik dan Bagi anak, agar memperoleh kesenangan dan kegembiraan melalui metode pembelajaran yang di berikan guru


 
BAB II LANDASAN TEORI

A.Hakekat perkembangan Motorik
1.        Perkembangan
      Menurut Santrok dan Yussen bahwa perkembangan adalah pola gerakan atau perubahan yang dimulai pada saat terjadi pembuahan dan berlangsung terus selama siklus kehidupan.
      
       Hurlock mengartikan pertumbuhan dan perkembangan tidak dapat berdiri sendiri, pertumbuhan berkaitan dengan perubahan kuantitatif yaitu peningkatan ukuran dan struktur. Tidak saja individu menjadi lebih besar secara fisik, tetapi ukuran dan struktur organ dalam dan otak meningkat. Akibat adanya pertumbuhan otak, individu mempunyai kemampuan yang lebih besar, belajar mengingat dan berpikir. Individu tumbuh, baik secara mental ataupun fisik. Sebaliknya perkembangan, berkaitan dengan perubahan kualitatif dan kuantitatif, ia dapat didefinisikan sebagai deretan progresif dan perubahan yang teratur dan koheren. Progresif  menandai bahwa perubahannya terarah, membimbing mereka maju dan bukan mundur, teratur dan koheren menunjukan adanya hubungan nyata antara perubahan yang terjadi dan yang telah mendahului atau yang akan mengikutinya.
     Kesimpulan dari beberapa definisi di atas adalah bahwa perkembangan tidak terbatas pada pengertian pertumbuhan yang semakin membesar, melainkan di dalamnya juga terkandung serangkaian perubahan yang berlangsung secara terus menerus dan bersifat tetap dari fungsi-fungsi jasmaniah dan rohaniah yang dimiliki individu menuju ketahap kematangan melalui pertumbuhan, kematangan dan belajar.
2.      Fase-fase Perkembangan.
            Untuk memudahkan pemahaman tentang perkembangan maka dilakukan pembagian berdasarkan waktu-waktu yang dilalui manusia dengan sebutan fase. Santrok dan Yussen membaginya atas lima fase yaitu:
1). Fase pranatal (saat dalam kandungan)
     Adalah waktu yang terletak antara masa pembuahan dan masa  kelahiran. Pada saat ini terjadi pertumbuhan yang luar biasa dari satu sel menjadi satu organisme yang lengkap dengan otak dan kemampuan berprilaku dihasilkan dalam waktu lebih kurang sembilan bulan.
2). Fase bayi
     Adalah saat perkembangan yang berlangsung sejak lahir sampai 18 atau 24 bulan. Masa ini adalah masa yang sangat bergantung kepada orang tua. Banyak kegiatan-kegiatan psikologis yang baru dimulai misalnya bahasa, koordinasi, sensori motor dan sosialisasi.
3). Fase Kanak-kanak awal
     Adalah fase perkembangan yang berlangsung sejak akhir masa bayi sampai 5 atau 6 tahun, kadang-kadang disebut masa prasekolah. Selama fase ini mereka belajar melakukan sendiri banyak hal dan berkembang keterampilan-keterampilan yang berkaitan dengan kesiapan untuk bersekolah dan memanfaatkan waktu selama beberapa jam untuk bermain sendiri ataupun dengan temannya. Memasuki kelas atau SD menandai berakhirnya fase ini.
4). Fase kanak-kanak tengah dan akhir
     Adalah fase perkembangan yang berlangsung sejak kira-kira umur 6 sampai 11 tahun, sama dengan masa usia SD. Anak-anak menguasai keterampilan-keterampilan dasar membaca, menulis, dan berhitung. Secara formal mereka mulai memasuki dunia yang lebih luas dengan budayanya. Pencapaian prestasi menjadi arah perhatian pada dunia anak, dan pengendalian diri sendiri bertambah pula.
5). Fase remaja
     Adalah masa perkembangan yang merupakan transisi dari masa kanak-kanak kemasa dewasa awal, yang dimulai kira-kira 10 sampai 12 tahun dan berakhir kira-kira umur 18 sampai 22 tahun. Remaja mengalami perubahan-perubahan fisik yang sangat cepat, perubahan perbandingan ukuran bagian-bagian badan, berkembangnya karakteristik seksual seperti membesarnya payudara, tumbuhnya rambut pada bagian tertentu, dan perubahan suara. Pada fase ini dilakukan upaya untuk mandiri dan pencarian identitas diri. Pemikirannya lebih logis, abstrak dan idealis. Semakin lama banyak waktu dimanfaatkan di luar keluarga.
                  Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa semua anak mengalami perkembangan sesuai dengan fase perkembangannya, tetapi antara satu anak dengan anak yang lain tidak sama kecepatan perkembangannya dikarenakan setiap individu berbeda secara biologis dan genetik, oleh karena itu sebagai orang tua dan pendidik tidak boleh menyamakan atau membanding-bandingkan antara satu anak dengan yang lainnya.

3.         Tugas Perkembangan pada Masa Kanak-kanak
Tugas perkembangan menurut Robert J. Havighurst adalah sebagian tugas yang muncul pada suatu periode tertentu dalam kehidupan individu, yang merupakan keberhasilan yang dapat memberikan kebahagiaan serta memberi jalan bagi tugas-tugas berikutnya. Kegagalan akan menimbulkan kekecewaan bagi individu, penolakan oleh masyarakat dan kesulitan untuk tugas perkembangan berikutnya. Menurutnya setiap tahap perkembangan individu harus sejalan dengan perkembangan aspek-aspek lainnya yaitu fisik, psikis, serta emosional, moral dan sosial.
                Berikut ini tugas perkembangan pada masa kanak-kanak:
1). Belajar berjalan
2). Belajar makan makanan padat
3). Belajar mengendalikan gerakan badan
4). Mempelajari peran yang sesuai dengan jenis kelaminnya
5). Memperoleh stabilitas fisiologis
6). Membentuk konsep-konsep sederhana tentang kenyataan sosial     dan fisik
7). Belajar menghubungkan diri secara emosional dengan orang tua, kakak, adik, dan orang lain
8). Belajar membedakan yang benar dan yang salah.
     Melalui pemahaman tentang tugas perkembangan masa kanak-kanak ini, diharapkan akan menjadi suatu pegangan dan pedoman bagi pendidik untuk membantu anak mencapai tugas perkembangan berikutnya

3. perkembangan Motorik
A.   Apa motorik itu? Dan bagaimana cara kerja nya?
Yang di maksud dengan motorik adalah segala sesuatu yang ada hubungan nya dengan gerak-gerak tubuh. Dalam perkembangan mororis unsur-unsur yang menentukan adalah otot,saraf,dan otak. Ketiga unsur-unsur itu melaksanakan masing-masing peranan nya secara”interaksi positif”,artinya unsur-unsur yang satu saling berkaitan,saling menunjang,saling melengkapi dengan unsur yang lain untuk mencapai kondisi motoris yang lebih sempurna.
keterampilan motorik di bagi menjadi dua bagian yaitu keterampilan motorik halus dan keterampilan motorik kasar.
Keterampilan motorik halus melibatkan gerakan yang di atur secara halus contoh nya: menggenggam mainan,mengancing baju,atau melakukan apapun yang memerlukan keterampilan tangan

Ketrampilan motorik kasar yang merupakan keterampilan yang meliputi aktifitas otot besar,seperti menggerakan lengan dan berjalan

Dan patut diingat, perkembangan setiap anak tidak bisa sama, tergantung proses kematangan masing-masing anak.
              Berikut tahapan-tahapan perkembangannya:
Usia 1-2 tahun
Motorik Kasar
Motorik Halus
• merangkak
• berdiri dan berjalan beberapa langkah
• berjalan cepat
• cepat-cepat duduk agar tidak jatuh
• merangkak di tangga
• berdiri di kursi tanpa pegangan
• menarik dan mendorong benda-benda berat
• melempar bola
• mengambil benda kecil dengan ibu jari atau telunjuk
• membuka 2-3 halaman buku secara bersamaan
• menyusun menara dari balok
• memindahkan air dari gelas ke gelas lain
• belajar memakai kaus kaki sendiri
• menyalakan TV dan bermain remote
• belajar mengupas pisang

Usia 2-3 tahun
Motorik Kasar
Motorik Halus
• melompat-lompat
• berjalan mundur dan jinjit
• menendang bola
• memanjat meja atau tempat tidur
• naik tangga dan lompat di anak tangga terakhir
• berdiri dengan 1 kaki
• mencoret-coret dengan 1 tangan
• menggambar garis tak beraturan
• memegang pensil
• belajar menggunting
• mengancingkan baju
• memakai baju sendiri
Usia 3-4 tahun
Motorik Kasar
Motorik Halus
• melompat dengan 1 kaki
• berjalan menyusuri papan
• menangkap bola besar
• mengendarai sepeda
• berdiri dengan 1 kaki
• menggambar manusia
• mencuci tangan sendiri
• membentuk benda dari plastisin
• membuat garis lurus dan lingkaran cukup rapi
Usia 4-5 tahun
Motorik Kasar
Motorik Halus
• menuruni tangga dengan cepat
• seimbang saat berjalan mundur
• melompati rintangan
• melempar dan menangkap bola
• melambungkan bola
• menggunting dengan cukup baik
• melipat amplop
• membawa gelas tanpa menumpahkan isinya
• memasikkan benang ke lubang besar

B.Metode Sosiodrama

Role playing atau disebut juga dengan istilah sosiodrama adalah permainan yang dilakukan oleh anak didik tentang satu situasi. Kegiatan tersebut biasanya spontan tanpa dipersiapkan atau dilatih terlebih dahulu. Kegiatan tersebut dilaksanakan tanpa menggunakan kostum atau naskah cerita tertentu. Latar belakang dari sesuatu situasi didiskusikan dan kemudian bagian-bagian yang ada diseleksi. Biasanya anak didik memilih di antara beberapa topik yang diberikan kepada mereka. Naskah pendek yang dibawakan biasanya sudah mengandung situasi permasalahan. Dan sesudah sosiodrama berlangsung masing-masing individu mendiskusikan bagaimana perasaan-perasaan mereka.
Main peran disebut juga main simbolik, pura-pura, make-believe, fantasi, imajinasi, atau main drama, sangat penting untuk perkembangan kognisi, sosial, dan emosi anak pada usia tiga sampai enam tahun (Vygotzky, 1967; Erikson, 1963).
Metode role playing (bermain peranan) pada pengajaran yang direncanakan secara baik, dapat menanamkan pengertian peranan orang lain pada kehidupan bermasyarakat, menanamkan kemampuan bertanggung jawab dalam bekerja sama dengan orang lain, menghargai pendapat dan kemampuan orang lain, dan belajar mengambil keputusan dalam hubungan kerja kelompok.
Keuntungan penggunaan role playing menurut Cheppy H.C. (1980:124-125) yaitu:
  1. Membantu anak didik untuk berlaku, berpikir dan merasakan apa yang dirasakan orang lain.
  2. Menggambarkan situasi hubungan antarmanusia secara realistis.
  3. Dapat mengungkapkan sejarah kehidupan untuk anak didik.
  4. Mengembangkan daya imajinasi anak didik.
  5. Memperkaya hal-hal baru dalam belajar mengajar.
  6. Menumbuhkan perasaan dan emosi dalam belajar.
  7. Memberanikan anak didik berhubungan dengan masalah-masalah kontroversial dengan cara yang realistis.
  8. Berguna untuk mengubah sikap.
Sedangkan kelebihan dan kekurangan metode sosiodrama atau role playing menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2006:89-90), adalah sebagai berikut:
  1. Kelebihan metode role playing
    1. Siswa melatih dirinya untuk melatih, memahami, dan mengingat isi bahan yang akan didramakan. Sebagai pemain harus memahami, menghayati isi cerita secara keseluruhan, terutama untuk materi yang harus diperankannya. Dengan demikian, daya ingatan siswa harus tajam dan tahan lama.
    2. Siswa akan terlatih untuk berinisiatif dan berkreatif. Pada waktu main drama para pemain dituntut untuk mengemukakan pendapatnya sesuai dengan waktu yang tersedia.
    3. Bakat yang terdapat pada siswa dapat dipupuk sehingga dimungkinkan akan muncul atau tumbuh bibit seni drama dari sekolah. Jika seni drama mereka dibina dengan baik kemungkinan besar mereka akan menjadi pemain yang baik kelak.
    4. Kerja sama antarpemain dapat ditumbuhkan dan dibina dengan sebaik-baiknya.
    5. Siswa memperoleh kebiasaan untuk menerima dan membagi tanggung jawab dengan sesamanya.
    6. Bahasa lisan siswa dapat dibina menjadi bahasa yang baik agar mudah dipahami orang lain.

  1. Kelemahan metode role playing
    1. Sebagian besar anak yang tidak ikut bermain drama mereka menjadi kurang kreatif.
    2. Banyak memakan waktu, baik waktu persiapan dalam rangka pemahaman isi bahan pelajaran maupun pada pelaksanaan pertunjukan.
    3. Memerlukan tempat yang cukup luas, jika tempat bermain sempit menjadi kurang bebas.
    4. Sering kelas lain terganggu oleh suara pemain dan para penonton yang kadang-kadang bertepuk tangan, dan sebagainya.


BAB III. KEGIATAN MENGEMBANGKAN MOTORIK
 ANAK USIA DINI DENGAN METODE SOSIODRAMA
Kelompok B
Tema                           : Tanaman
Sub Tema                    : Mengenal tanaman hias
Indikator                      : Anak dapat mengenal tanaman bunga mawar, dan bunga melati
Kegiatan                      : Anak memetik bermacam-macam bunga di halaman sekolah
Metode                       : Bermain peran
Tujuan                         : 1.  Mengembangkan aspek afektif motorik dan   aspek kognitif
                                       2.  Merangsang untuk berfikir dan memecahkan masalah
                                       3.  Menumbuhkan rasa tanggung jawab
Alat dan bahan            : Kebun bunga buatan
                                      Bahanya kertas asturo, lem dan dobel tif
Langkah-Langkah        : 1. Guru harus menerangkan kepada siswa mengenai teknik sosiodrama
Bermain Peran                        2. Menentukan pokok persoalan /tema
                                       3. Memilih para pelaku
                                       4. Mempersiapkan peranan
                                       5. Mempersiapkan para penonton
                                       6. Pelaksanaan sosiodrama
                                       7. Follow up
Evaluasi                       : Setelah pelaksanaan kegiatan anak merasa terhibur, sangat senang peran   yang diberikan ibu guru.  Kegiatannya berjalan dengan baik, walaupun masih banyak kekurangan
                         


Foto kegiatan

    


Bab.IV Penutup
a.    Kesimpulan
Anak usia dini adalah sekelompok anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat unik. Artinya memiliki pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan kognitif (daya pikir, daya cipta), sosio emosional, bahasa dan komunikasi yang sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan yang sedang dilalui anak tersebut.
Pada tahap usia ini perkembangan fisik anak berkembang sangat pesat. Pada masa ini adalah saat yang ideal untuk mempelajari atau mengembangkan keterampilan motorik
Untuk itu dalam pendidikan di sekolah guru mempunyai peran yang sangat penting dalam mengembangkan perkembangan motorik anak penerapan pembelajaran guru harus menciptakan suasana yang menyenangkan bagi anak dengan memilih metode yang dapat meningkatkan minat belajar siswa.
b.    Saran
Dalam mengembangkan perkembangan motorik anak dalam pembelajaran guru harus menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi anak dengan memilih metode pembelajaran yang dapat menumbuhkan minat belajar anak.



DAFTAR PUSTAKA
Desmita, Psikologi Perkembangan (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008)
Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak I (Jakarta: Erlangga, 1991)
John W.Santrock, Perkembangan Anak I(Jakarta: Erlangga, 2007)
http://www.infodiknas.com/207-pengaruh-bermain-peran-role-playing-dalam-meningkatkan-pembelajaran-bahasa-inggris/

Tidak ada komentar: